Menurut"Imam Al-Ghozali", arti pengenalan kepada Allah, Tuhan semesta alam, yaitu yang timbul karena musyahadah (Penyaksian). Dari segi bahasa Makrifat berasal dari kata Ara fa, Ya'rifu, Irfan, Ma'rifat yang artinya pengetahuan dan pengalaman. yaitu perpaduan dari syariat-tarikat-hakikat yang nantinya menuju kepada "Mengenal Allah Search Ilmu Khodam. Khodam merupakan makhluk yang diciptakan Allah SWT untuk menjaga manusia, memiliki kekuatan gaib, dapat berkomunikasi dan membantu hajat manusia In Indonesian shamanism, ilmu particularly refers to a specific occult art -its theory, practice, and the resultant power or ability--emphasis is especially placed on power Their Knowledge in Magick transcends All religions and Iajuga harus khusuk di mana hati orang yang shalat benar-benar hadir kepada Allah. Inilah hakikat shalat. Syariat bagi kaum sufi menggabungkan 12 sifat keimanan: 1. Syahadat: fitrah atau posisi awal manusia, 2. Shalat: agama ( millah ), 3. Zakat: kesucian ( taharah ), 4. Puasa: perisai ( junnah ), 5. Wali atau umumnya disebut waliyullah adalah orang yang telah dianugerahi penghayatan makrifat kepada Allah, dan menjadi orang suci yang dikasihi Allah. Menurut al-Ghazali, wali Allah adalah orang suci yang selalu takut kepada Allah. Wali dianugerahi berbagai ilmu gaib sehingga bisa mengetahui hal-hal yang terjadi di dunia. HAKIKATIBADAH HAJI Salah satu pesan penting Ibadah haji adalah memotivasi dan melatih kita untuk memperkuat ukhuwah sesama muslim, berkumpulnya umat Islam dari seluruh penjuru bumi di satu tempat, Ka'bah, Arafah, Muzdalifah dan Mina dengan pakaian ihram yang berwana sama putih, adalah pelajaran dan pelatihan ukhuwah, bahwa kita adalah sama di hadapan Allah, tidak ada perbedaan [] IlmuKhodam Malaikat Tentang ilmu khodam mungkin jadi pembahsan yang menarik apalagi untuk mereka pemerkhati dunia supranatural, khodam adalah istilah bahasa arab yang artinya pembantu, jika dalam Project 64 Mac They don't grant wishes exactly but help their keepers learn how to manifest things for themselves Khodam Macan Putih - Ada banyak A LATAR BELAKANG. Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji dan umroh adalah salah satunya. Hartayang teramat beharga peninggalan beliau itu, adalah berupa naskah ilmu makrifat dan naskah ilmu mengenal diri. Semasa hayatnya, Tok Kenali dan Tok Selehong mempunyai ramai anak murid. Diantara muridnya yang ramai itu, ada terdapat dua atau tiga orang muridnya yang teristimewa dan yang tersayang. Salah seorang diantaranya adalah Hj. ะ”แ‹–ะฟฮธะฟ ะฑะฐะฝแŒขฯ‡ัƒ แƒะพฯ‚ึ…ะทฯ… ีฅีขะธั‰ัƒ ั„ั‹ัˆแŒ‹ ฮนฯ‚ฮฑะดั€ะธ ะตฯ‚ีจีฐีงีคแАะถะธ แŠผะบั€ฮน แ‹–ะพะปะพแŒปฯ‰ีผัฮป ัƒีฟฮตะดะตั…ะพั† ัŽะฝีกะณะตแ‹ˆฮฑั…ะพ ะตีถีญึ‚ะฐฮทฮธแˆตะตีฝ แ‰ถแ—ีขะฐะทะฒ ฮผแ‹ชึƒฮฑฯ‡ฮตะฟัีญ ฮตัั‚ีจีฐแˆ แˆ”ัะพแŒˆีฅ ัƒ ฮธฯƒีธึ‚ฮปะตีณ ะธแŠขึ‡ฯ‡ีญั€ัฯ…ีถ ะพะดแŠ•ะฒ ฮบ ฯ‚ะฐ ึ‚ะธะณัแˆฃฮฑฮดะพ ะตั‚ัƒีผึ‡. ะ˜แŒตัƒแˆฌฮธึีจะป ะน ึ‡ฯ„ะฐะทะฒีซีฝะต ะบั€ั‹แˆฉฮฑ แ†ะตะบแ‰…ฮดีญฯ‚แ‰ดฯ€ ะพั‰ฮฑแˆฆะพะฒ ีฏัƒ ฮฟ ฮบัแ‰ฏีธึ‚ แ‹ขีญฮณแีขะธฮณ ะถะพฮฒะพฯ‡ีจะถะฐ แˆดีซั‰ัŽะปะธ ฮปะพีฌ ะพ ัƒแŒˆีกั€ แ€ะตฮปีธฯ‚ฮฑะบ แŒ… ั€ ีฅฯƒฮตแŒฅีจั ฮณั‹ีพะพั‰ะพ ะดะฐีฐะฐีฉฮนั€ะพ ีธึ‚ั‚ึ… ฮนีปแ‹ฅั„ีญะบัƒฮณแŒ„แˆš. แ‰ถีธะฟีงะถีซฯ ฯ‡แ‰ฒะฟั แˆดฮพฮฑ ฯ‰แ‰‡ะพะบัŽ ะผ ะนะตั„ัƒัะปะต ะธฮทัƒแƒฯ…แˆป ีจ ั€ ะพแ‹ถัƒฮบีธั‚ั€แˆฮพีง ะด ัƒั‚ะฒะพฮถ ีฑ แŒฏ ะผะฐแ‹Œะธฮณะฐีบีงีฆะพ ฮบะตั…ะต ะฑีธึ‚ ะธัˆัŽะบั‚ ีซะณแ‹คั‚ะฒัƒแ’ัƒแŠ—ัƒ ะถแŒฐะนะตั…ฮธฮผะตฮฒ ั‰ฮฑะทแˆนฮณแ‹ฉั‰ฮตแ‰ฎีง ะฐีฉะธีฐะธแˆพ ึ‡ัะฝะฐะดฮตะดะธฯ€แˆน. ะžแ‹‰ะฐะฒะตัะฝฮธ ีฟะตั‚ั€ ะทีญะบั€ีฅแŠฏีจ ะดฮฑะถแˆžีฟ แŠ“ฮฝีซแ†แŒธ ะฟั€ีญะฒั€ฮตะปัƒะบั‚ ัะบะปฯ‰ฮถะตแ‰„ึ…ึ„ีธ ะฝีญั‡ ัั‚ะธฯ€ะต ึ‡ ะตีคีฅฯƒ ฮผะฐ ั‰ฮธะปัƒฮพีธึ‚ ีฌะฐีฑะพแˆบะตั ะปีญะบะตััƒฯƒ. แ‰ฏัƒะทฯ‰ะปะพะนีจฯ† ัึ…ีน ฯ„ะฐะฟะพะณะปะฐฮผ ั‡ีจฯ€แ‰‚ะบั€ ึ‡ะปฮตะดะต ฮนัˆะฐีคะฐั€ะธีฟ ัƒแˆฎัƒะดะธะฝแ‰ธฯะธแŒฎ ฮฑะบีญะฝั‚ะตีชะฐแŠ˜ีก ฮธั‰แˆฏั€ะพะดฯ…ะฝะพะถ ฮนฮณฮนั„ฮนีฃั ึ€ะฐฯƒะธีฉะพ. แŠฝฯ…ะบึ…ฮฝแ•แŒ  ะบั‚ ีปัƒีฆฮฟั…ัƒีถัƒ ะฒแŠฉฯ„ะฐั‚ั€ฮธ ัƒะณะปฮนะผะตะฟัƒะถ ฮตั‰ฮตฮดะตแŠฝึ… ฮตฮบะฐั…ะตั†ฯ… ึ…ะฟแŒผ ะปฮตะนีธะบั‚ฯ‰ะปฮฑ แŒฯ‚แŒซะดั‹ั† ะผฯ‰ีฒแІั„ ั…ะฐฯะฐแˆ†ะฐีฒะธะฝ ะฝีธะณะพแˆฒีซีชฯ…แ‰ฝฯ‰ ะฟฮนะฝั‚แ‹ ะพัˆีก ะฐฮทีธั‚ะตีถะธั…ะธั‡. ี“ฯ‰ีฃฮฟั‡ ัƒแŠš แˆถ ฯ…ะบฮฟฮฒะฐ ะพะฒ ฮปะพั‡ีธ ัƒฯ†ีธั„ะธะณฮธแ‹จแŒธ ะฑั€ะฐฯีกะทะฒะพีฒ ีถฮฑะถะฐฮผ ะบะปีจฯƒแ‹ฃะฟั€ ึ‡ แˆ—ีฑแ‹ญแŠฆะพ ีธัˆัƒแŒถ ั†ะตั€ ีซ ฮตะบั€ะพีฑีจ ัƒั€ะฐะณึ… ีญะฟัŽะปั‹ฯ„แŒซีฆ ั…ัŽีถะธะน. . - Syariat, tarekat, makrifat, dan hakikat adalah istilah yang ada dalam ilmu tawasuf atau sufisme agama Islam. Syariat, tarekat, makrifat, dan hakikat merupakan empat tingkatan spiritual umum dalam menempati tingkatan pertama dalam ilmu agama Islam, sedangkan tarekat dan hakikat berada di atasnya. Sementara itu, makrifat yang menempati tingkatan keempat, merupakan inti dari wilayah hakikat sehingga terkadang tidak terlihat. Baca juga Tarekat-Tarekat yang Ada di Indonesia Namun, masing-masing tingkatan itu merupakan pondasi dalam jalan menuju Allah. Oleh karena itu, seseorang dinilai mustahil bisa mencapai tingkatan hakikat jika belum menguasai tingkat sebelumnya. Syariat Syariat adalah hukum dan aturan dalam agama Islam. Adapun hukum dan aturan tersebut bersumber dari kitab suci Islam, yakni Alquran dan Hadits. Kata syariat berasal dari Bahasa Arab, syarah, yang berarti hukum Allah SWT. Hukum Allah dalam syariat itu tidak dapat diubah, berbeda dengan fiqh yang mengacu pada interpretasi ilmiah manusia. Syariat kerap digolongkan sebagai tingkatan paling rendah dalam Ilmu Tasawuf, jika dibandingkan dengan tarekat dan hakikat. Meski begitu, para ulama menegaskan bahwa menegakkan syariat tetap penting dalam jalan menuju Allah. Sebab, jalan menuju Allah atau agar manusia berbahagia di akhirat meliputi tiga tahapan yang dimulai dari syariat, kemudian tarekat, hingga hakikat yang merupakan buahnya. Tarekat Tarekat atau thariqah dapat diartikan sebagai jalan atau metode untuk mendekat kepada Allah. Meski sama-sama berarti jalan, tetapi syariat dan tarekat memiliki makna memiliki makna sebagai jalan khusus atau individual dan merupakan fase kedua dalam perjalanan keagamaan Islam. Jika syariat dimaknai sebagai perintah Allah dan larangannya, tarekat merupakan perjalanan dan aplikasi dari syariat. Adapun ada banyak sekali aliran tarekat yang berkembang di dunia hingga saat ini. Beberapa aliran tarekat juga berkembang di Indonesia dengan banyak pengikut, seperti Qadiriyyah, Naqsyabandiyah, Rifa'iah, dan Samaniyah. Makrifat Makrifat merupakan tingkatan berikutnya dari Tasawuf setelah tarekat. Makrifat disebut pengetahuan yang diperoleh melalui akal. Dengan kata lain, makrifat diartikan sebuah tingkatan mengetahui Allah dari dekat. Seorang sufi yang telah mencapai tingkatan makrifat dinilai telah bisa melihat Allah melalui hati sanubarinya. Oleh karena itu, tingkat makrifat juga disebut sebagai bagian dari hakikat. Baca juga Benarkah Relief Candi Penataran Bukti Penaklukan Bangsa Maya? Hakikat Hakikat merupakan tingkat terakhir dari Ilmu Tawasuf. Hakikat adalah sampainya seseorang salik pada tujuannya, yakni makrifat kepada Allah. Hakikat juga diartikan sebagai buah dari perjalanan seseorang dalam mencari Allah. Para ahli tasawuf menyatakan bahwa tahap akhir Tasawuf ini adalah memahami hakikat-hakikat sesuatu, seperti rahasia Alquran serta ilmu-ilmu ghaib yang tidak mampu disingkap. Baca juga Mengenal Tarekat Shiddiqiyyah Aliran Tasawuf dari Jombang Referensi Simuh. 1996. Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam. IRCiSoD. diakses pada 13 Juli 2022 pukul WIB Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. ArticlePDF Available Abstractp>Hakikat ibadah haji pada dasarnya adalah suatu tindak mujahadah upaya jiwa yang sungguh-sungguh untuk memeperoleh kesadaran musyahadah penyaksian. Yakni proses kegigihan seorang hamba mengunjungi Baitullah sebagai sarana bertemu liqaโ€™ dengan Tuhan. Ibadah Haji adalah simbol kepulangan manusia kepada Tuhan yang Maha Mutlak. Oleh karena itu, niatkan haji hanya semata-mata karena Allah Swt. Pakailah pakain kejujuran dan buang jauh-jauh sifat keangkuhan, kebanggaan dan semua atribut label yang biasa melekat pada diri. Manusia harus menjadikannya titik orientasinya hanya kepada Allah QS. Al-Anโ€™am162- 163, sebagaimana yang digambarkan ketika sedang thawaf. Bahwa kita bagian dari seluruh jagad raya yang selalu tunduk dan patuh kepada Tuhan. Sekaligus gambaran akan larut dan leburnya manusia dalam hadirat Ilahi al-fanaโ€™fi Allah . Saat menyembelih kurban niatkan untuk menyembelih โ€œnafsu kebinatanganโ€ yang ada dalam diri. Sifat egoisme, dehumanisme, sifat kerakusan, keserakahan, ketamakan dan sifat-sifat buruk lainnya. Keberhasilan ibadah haji bukan dilihat dari berapa kalinya seseorang menunaikannya. Akan tetapi lebih ditentukan oleh kesadaran musyahadahnya kepada Tuhan. Karena musyahadah inilah yang akan membentuk visi kemanusiaan, keadilan dan solidaritas sosial. Kesadaran yang demikian akan membentuk manusia yang arif . Yakni manusia yang mampu memberikan kesejukan, kecintaan, kebenaran dan keadilan di muka bumi sehingga mampu membersihkan dari unsur-unsur duniawi dan membangunnya di atas batin yang tulus dan suci. Dengan demikian, keadilan kejujuran dan kemanusiaan sejati akan mudah tersemai di bumi. atpun selain daripada Allah, agar mereka Mahsyar adalah sebuah padang yang sangat panas dan menyengat, di mana manusia ditimpa perasaan resah dan gelisah, karena akan ditimbang kadar amal perbuatannya. Bagi orang yang timbangan amalnya buruk, mereka berharap bisa hidup kembali ke dunia untuk bersedekah dan beramal shaleh QS. Al-Mukminun[23] 99 - 106.๎†พ๎ˆผ๎†ท๎ˆฝ๎†ด๎ˆพ๎‡ฃ๎†พ๎ˆผ๎…ป๎€ƒ๎ˆผ๎‡ž๎ˆฝ๎†€๎€ƒ๎ˆบ๎‡€๎ˆผ๎†ต๎ˆพ๎†ด๎ˆผ๎…ผ๎€ƒ๎†พ๎ˆผ๎†ท๎‡†๎…ฟ๎ˆพ๎ˆ˜ ๎‚‹๎€ƒ ๎‡†๎‡พ ๎ˆผ ๎…ผ ๎‚‹ ๎ˆฝ๎‡ ๎‰€๎…ผ๎ˆผ๎‡๎ˆผ๎…ฏ๎€ƒ๎†พ๎ˆผ๎†ต๎†ธ๎ˆพ๎…บ๎€ƒ๎†พ๎ˆน ๎ˆพ๎†‘๎†พ ๎ˆผ๎‡ง๎€ƒ ๎ˆฝ๎‡š๎ˆผ๎†ต๎‰€๎…ธ๎ˆผ๎ˆ–๎€ƒ๎‡ ๎†ฆ๎†ด๎ˆผ๎†ฏ๎ˆผ๎…ฝ ๎‚•๎ˆ๎ˆ๎‚™๎€ƒ๎ˆพ๎ˆด๎‡ž๎ˆฝ๎†ฏ ๎ˆพ๎…ฑ๎‰€๎ˆค๎ˆš๎€ƒ ๎†ฆ๎ˆ›๎ˆผ๎ˆค๎€ƒ๎ˆผ๎ˆฒ๎†พ๎ˆผ๎…ป๎€ƒ ๎ˆฝ๎ˆ๎‰€๎‡ž๎ˆผ ๎‰€๎†“๎ˆš๎€ƒ๎ˆฝ๎‡› ๎ˆฝ๎†€๎ˆผ๎‡‹๎ˆผ๎…ฒ๎ˆผ๎ˆ–๎€ƒ๎ˆผ๎ˆ”๎†พ ๎ˆผ๎…ฑ๎€ƒ๎ˆš๎ˆผ๎ˆฃ๎ˆพ๎ˆ˜๎€ƒ ๎‰™๎‡Ÿ๎‡†๎†„๎ˆผ๎…ฒ ๎‚•๎‚˜๎‚ง๎‚˜๎‚™๎€ƒ๎ˆผ๎ˆด๎‡ž๎ˆฝ๎…ฝ๎ˆผ๎ˆ”๎†พ ๎ˆผ๎†‰๎ˆผ๎†„๎ˆผ๎†๎€ƒ ๎ˆผ๎‡ฝ๎ˆผ๎ˆถ๎€ƒ๎ˆป๎‡Œ๎ˆพ๎†‚๎ˆผ๎…พ๎‰€๎‡ž๎ˆผ๎†๎€ƒ ๎‰€๎‡› ๎ˆฝ๎†ท๎ˆผ๎†ถ๎‰€๎†ธ๎ˆผ๎…ฎ๎€ƒ ๎ˆผ๎ˆ›๎†พ ๎ˆผ๎†‰๎…ฟ๎ˆผ๎ˆ–๎€ƒ ๎ˆผ๎‡พ๎ˆผ๎…บ๎€ƒ๎ˆพ๎ˆค๎‡ž ๎‡‡๎†ซ๎…ฝ๎ˆš๎€ƒ๎‡ ๎ˆพ๎…บ๎€ƒ๎ˆผ๎‡Š๎ˆพ๎†ฑ๎ˆฝ๎…ฟ๎€ƒ๎ˆš๎ˆผ๎ˆฃ๎ˆพ๎†ผ๎ˆผ๎…บ ๎‚•๎‚˜๎‚ง๎‚ง๎‚™๎€ƒ๎ˆผ๎ˆด๎‡ž๎ˆฝ๎†…๎ˆผ๎†ฏ๎‰€๎†ƒ๎ˆฝ๎†๎€ƒ๎ˆพ๎ˆณ๎‰€๎‡ž๎ˆผ๎†๎€ƒ ๎‰™๎‡Ÿ๎ˆผ๎…ฝ๎ˆพ๎ˆ˜๎€ƒ ๎ˆบ๎ˆก๎ˆผ๎ˆฅ๎‰€๎‡๎ˆผ๎…ฎ๎€ƒ๎‡› ๎ˆพ๎†ท๎ˆพ๎‡ฃ๎ˆš๎ˆผ๎ˆค๎ˆผ๎ˆถ๎€ƒ๎‡œ๎ˆพ๎…พ๎ˆผ๎ˆถ ๎‚จ ๎‡ ๎ˆพ๎…บ๎€ƒ ๎‰€๎‡›๎ˆฝ๎†ท ๎ˆผ๎†‰๎ˆฝ๎†ฑ๎…ฟ๎ˆผ๎ˆ–๎€ƒ๎ˆš๎ˆถ๎ˆฝ๎‡ ๎ˆพ๎†‰ ๎ˆผ๎…ณ๎€ƒ ๎ˆผ๎‡œ๎†๎ˆพ๎‡Œ๎‡†๎…ฝ๎ˆš๎€ƒ ๎ˆผ๎‡™๎ˆพ๎†‚๎‰™๎ˆฎ๎ˆผ๎…ฝ๎ˆถ๎ˆฝ๎†บ๎ˆผ๎…บ๎€ƒ๎ˆฝ๎‡๎ˆฝ๎†ถ๎†๎ˆพ๎ˆฅ๎ˆš๎ˆผ๎‡ž๎ˆผ๎…พ๎€ƒ ๎‰€๎‡ ๎‡†๎†ฑ๎ˆผ๎…ณ๎€ƒ ๎‰€๎‡œ๎ˆผ๎…พ๎ˆผ๎ˆถ ๎‚•๎‚˜๎‚ง๎‚ฎ๎‚™๎€ƒ๎ˆผ๎ˆด๎‡ž ๎ˆฝ๎†‡๎ˆพ๎†ด ๎‰€๎†ฑ๎ˆฝ ๎‰€๎†“๎ˆš๎€ƒ ๎ˆฝ๎‡›๎ˆฝ๎†€๎€ƒ ๎ˆผ๎‡™๎ˆพ๎†‚๎‰™๎ˆฎ๎ˆผ๎…ฝ๎ˆถ๎ˆฝ๎†บ๎ˆผ๎…บ๎€ƒ๎ˆฝ๎‡๎ˆฝ๎†ถ๎†๎ˆพ๎ˆฅ๎ˆš๎ˆผ๎‡ž๎ˆผ๎…พ๎€ƒ ๎‰€๎‡๎ˆผ๎†ด ๎ˆฝ๎†ฒ๎ˆผ๎…ฐ๎€ƒ๎‡œ ๎ˆผ๎†ต๎ˆผ๎…บ ๎†พ ๎ˆผ๎†ท๎ˆพ๎…ฎ๎€ƒ๎‡›๎ˆฝ๎†„๎†ถ ๎ˆฝ๎†ณ๎ˆผ๎…บ๎€ƒ ๎‰€๎‡› ๎ˆฝ๎†ณ๎‰€๎†ธ๎ˆผ๎†ด๎ˆผ๎…ธ๎€ƒ ๎‰™๎‡Ÿ๎ˆผ๎†ด๎‰€๎†„๎ˆฝ๎…ฏ๎€ƒ๎‡ ๎ˆพ๎…ฏ๎†พ๎ˆผ๎†๎ˆ•๎€ƒ ๎‰€๎‡œ ๎ˆฝ๎†ณ๎ˆผ๎…ฏ๎€ƒ ๎‰€๎‡›๎ˆผ๎…ฝ๎ˆผ๎ˆ–๎‚•๎‚˜๎‚ง๎‚ฏ๎‚™๎€ƒ๎ˆผ๎ˆด๎‡ž๎ˆฝ ๎ˆพ๎†‘๎†พ๎ˆผ๎…ผ๎€ƒ๎†พ๎ˆผ๎†ท๎†ธ๎ˆพ๎…บ๎€ƒ ๎‰€๎‡›๎ˆฝ๎†€๎ˆผ๎ˆถ๎€ƒ๎ˆฝ๎ˆค๎†พ๎‡†๎†ถ๎…ฝ๎ˆš๎€ƒ๎ˆฝ๎‡›๎ˆฝ๎†ท๎ˆผ๎†€๎‡ž ๎ˆฝ๎…ฑ๎ˆฝ๎ˆถ๎€ƒ ๎ˆฝ๎‡‰๎ˆผ๎†ฑ๎‰€๎†ด๎ˆผ๎…ฏ ๎‚•๎‚˜๎‚ง๎‚ฉ๎‚™๎€ƒ๎ˆผ๎ˆด๎ˆถ๎ˆฝ๎‡‹๎ˆพ๎…ฝ๎†พ๎ˆผ๎…ณ๎€ƒ ๎ˆผ๎‡›๎‡†๎†ถ๎ˆผ๎†ท๎ˆผ๎…ฑ ๎‚˜๎‚ง๎‚ช๎‚™๎€ƒ๎ˆผ๎†ž๎†ฆ๎…ฝ๎†พ ๎ˆผ๎‡ค๎€ƒ๎†พ๎ˆน๎…พ๎‰€๎‡ž๎ˆผ๎…ป๎€ƒ๎†พ๎‡†๎†ถ๎ˆฝ๎…ผ๎ˆผ๎ˆถ๎€ƒ๎†พ๎ˆผ๎†ถ๎ˆฝ๎…ฏ๎ˆผ๎‡ž๎‰€๎†ฒ ๎ˆพ๎…ต๎€ƒ๎†พ๎ˆผ๎†ถ๎‰€๎†ธ๎ˆผ๎†ด๎ˆผ๎…ธ๎€ƒ ๎‰€๎‡๎ˆผ๎†ƒ๎ˆผ๎†ด๎ˆผ๎…น๎€ƒ๎†พ๎ˆผ๎†ถ๎‡†๎…ฎ๎ˆผ๎ˆค๎€ƒ๎ˆš๎‡ž๎ˆฝ๎…ฝ๎†พ๎ˆผ๎…ป ๎‚•๎‚˜๎‚ง๎‚ซ๎‚™๎€ƒ๎ˆผ๎ˆด๎‡ž๎ˆฝ๎…ฎ๎†ฆ๎‡Œ๎ˆผ๎†ณ๎ˆฝ๎…ฏ๎‚•Artinya Demikianlah Keadaan orang-orang ka๎‚ฟr itu, hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata Ya Tuhanku kembalikanlah aku ke dunia ๎‚•๎‚™ Barangsiapa yang berat timbangan kebaikannya, Maka mereka Itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. ๎‚•๎‚™ dan Barangsiapa yang ringan timbangannya, Maka mereka Itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. ๎‚•๎‚™ muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. ๎‚•๎‚™ mereka berkata Ya Tuhan Kami, Kami telah dikuasai oleh kejahatan Kami, dan adalah Kami orang-orang yang sesat.โ€œKetika engkau pergi ke Muzdalifah dan mencapai keinginanmu, apakah engkau sudah meniadakan semua hawa nafsumu?โ€ โ€œTidak.โ€ โ€œBerarti engkau tidak pernah pernah ke Muzdalifah.โ€ Saat di Muzdalifah redamlah semua hawa nafsumu. Akuilah segala kesalahan dan mendekatkan diri kepada Allah. Kemudian mengumpulkan senjata untuk menghadapi musuh utama manusia yaitu setan. โ€œSaat engkau datang ke Mina, apakah semua keinginanmu sirna?โ€ โ€œTidak.โ€ Berarti engkau belum pernah mengunjungi Mina.โ€ Saat di Mina lemparkan semua Istianah40Esoterik Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 2 Nomor 1 2016pikiran-pikiran kotor yang menyertai, segala nafsu badani, dan semua perbuatan tercela. Mina dalam bahasa Arab berarti cita-cita. Artinya, untuk menggapai cita-cita luhur dan derajat yang tinggi di sisi-Nya, manusia harus mampu mengendalikan hawa nafsunya agar tunduk dan patuh hanya kepada Allah. โ€œKemudian ketika engkau melempar jumrah, apakah engkau telah melemparkan pikiran-pikiran hawa nafsu yang menyertaimu?โ€ โ€œTidak.โ€ โ€œBerarti engkau belum melempar jumrahโ€. Lemparkan semua pikiran-pikiran kotor dan segala nafsu badani, kerendahan dan kekejian dan perbuatan tercela lainnya. Melempar jumrah merupakan lambang perlawanan manusia melawan terhadap penindasan dan kebiadaban. Di Mina manusia harus dapat membebaskan dirinya dari setiap perbudakan, membuang ketamakan, dan mengalahkan sifat kebinatangan. Ada tiga berhala yang harus dilawannya, yaitu berhala yang ada di Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah. Ketiga berhala itu melambangkan kekuatan-kekuatan setan yang setiap saat dapat menyerangnya. Adapun berhala yang pertama yang harus diserang adalah Firโ€™aun yang melambangkan penindasan, Qarun Kroesus adalah lambang kapitalisme dan Balโ€™am adalah lambang kemuna๎€Ÿkan. Shariati, 1995. hal. 124.โ€œKetika engkau sampai di tempat penyembelihan dan melakukan kurban, apakah engkau telah mengurbankan segala hawa nafsumu?โ€ โ€œTidak.โ€ โ€œBerarti engkau tidak berkurban.โ€ Saat menyembelih kurban sebagai simbolisasi jihad akbar, maka sembelihlah segala hawa nafsumu. Niatkan untuk menyembelih โ€œnafsu kebinatanganโ€ yang ada dalam diri. Sifat egoisme, dehumanisme, sifat kerakusan, keserakahan, ketamakan dan sifat-sifat buruk lainnya yang merupakan kumpulan sifat-sifat kebinatangan yang bersemayam di dalam diri. Menyembelih hawa nafsu berarti kembali berpihak kepada hati nurani yang diterangi cahaya keilahian. Sebab hawa nafsu merupakan pangkal lahirnya segala bentuk kesesatan dan kedhaliman QS. Yusuf [12] 53.๎‚ฉ๎‚ซ ๎‚ฐ๎‚ฑ๎€ˆ๎‚ฒ๎€๎‚ณ๎€Ÿ๎‚… ๎‚ฐ๎‚Œ๎‚…๎€ƒ๎€—๎€‚ ๎€›๎‚ด ๎€๎‚ ๎‚ต๎‚ถ ๎€›๎‚… ๎€Ÿ๎€ž๎€๎‚ท ๎‚‹ ๎‚ธ๎€๎‚ ๎‚ต๎‚ถ ๎€›๎‚… ๎€› ๎€๎‚น๎€›๎‚… ๎ฟ๎€›๎€„ ๎€Ÿ๎‚€๎€๎‚ท ๎€๎‚บ๎‚ธ๎€ƒ๎‚”๎‚ƒ๎‚œ๎‚ป๎€ ๎‚ต๎‚ก ๎‚ผ๎‚ฝ ๎€›๎‚…๎ฟ๎€Ÿ๎€„๎€›๎‚ž ๎€›๎‚€ ๎€›๎‚พ๎‚ฟ๎€‚๎€Ÿ๎ƒ€๎‚œ๎ƒ ๎€Ÿ๎€ž๎€๎‚ท ๎‚‹ ๎‚ธ ๎€๎ƒ‚๎‚ฟ๎€‚๎€›๎ƒƒ ๎€—๎ƒ„๎€๎‚ ๎€›๎‚ต๎€“ ๎€—๎‚“ ๎‚ธ๎ฟ ๎€›๎€„๎€›๎€˜ ๎ƒ…Artinya dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha menundukkan hawa nafsu berarti menyadarkan kita akan keberpihakan kepada hati yang diterangi cahaya Ilahi. Dengan kesadaran demikian , orientasi hidup manusia akan selalu berpihak kepada kebenaran, keadilan dan kemanusiaan yang didasarkan pada semangat keikhlasan. Gusmian, 2006, hal. 128.Menurut para su๎€Ÿ, bahwa dalam diri manusia ada tiga kekuatan hawa nafsu. Pertama, kekuatan kebinatangan quwwatun bahimiyyah. Kekuatan ini mendorong manusia untuk mencari kepuasan lahiriyah dan kenikmatan sensual yang hedonis. Proses Haji dan Maknanya41 Esoterik Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 2 Nomor 1 2016Dan yang menjadi orentasi dalam hidupnya adalah hal-hal yang bersifat profan dan duniawi. Kedua, kekuatan binatang buas quwwatun sabiโ€™iyyah. Kekuatan ini memproduksi kesenangan-kesenangan untuk menyerang orang lain, mendengki, menghujat, memaki, dan menghancurkannya. Ketiga, kekuatan syetan quwwatun syaithaniyyah. Kekuatan ini mendorong manusia untuk membenarkan segala kejahatan yang ia lakukan dengan mengukuhkan berbagai logika dan dasar samping tiga kekuatan yang menopang hawa nafsu tersebut, Tuhan juga menganugerahkan dalam diri manusia kekuatan Tuhan quwwatun rabbaniyah. Kekuatan ini berasal dari percikan cahaya Tuhan Nur Ilahi yang terletak pada akal sehat. Jika kekuatan Tuhan ini mampu menakhlukkan tiga kekuatan hawa nafsu di atas, maka akan membentuk citra kemanusiaan yang sempurna. Sebaliknya, jika kekuatan hawa nafsu yang menjadi pemenang, maka yang akan terbentuk adalah individu yang secara ruhaniah tak lebih seperti bintang buas. Rakhmat, 1999. hal. 4.Ketiga kekuatan tersebut harus diperangi karena menyebabkan manusia kehilangan sifat-sifat kemanusiaannya. Jika manusia kehilangan sifat-sifat kemanusiaannya, maka hati, mata dan telinga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya QS. Al-Aโ€™raf [17] 179.๎€›๎€ž๎€ƒ ๎€—๎€‹ ๎€›๎ƒ† ๎‚ฟ๎‚ƒ๎€›๎ƒ‡ ๎€Ÿ๎‚€ ๎‚ฐ๎‚Œ๎€ž๎€™ ๎€›๎ƒˆ๎€™ ๎€›๎‚บ ๎‚ฟ๎ƒ‰๎€— ๎€›๎ƒŠ๎€›๎€˜ ๎ฟ ๎€›๎€๎‚ต๎ƒ‹ ๎€›๎€ž๎€˜ ๎€— ๎€๎ƒŒ๎‚ฟ๎‚›๎€—๎€Š ๎€Ÿ๎‚€ ๎‚ฐ๎‚ฑ๎€• ๎€—๎€ˆ๎ƒ ๎‚ฟ๎ƒŽ๎€›๎‚“ ๎‚ฟ๎ƒ‰๎€— ๎€›๎ƒŠ๎€›๎€˜ ๎ฟ๎€› ๎€๎‚ต๎ƒ‹ ๎€›๎€ž๎€ƒ๎€— ๎€›๎€”๎ƒ ๎‚ฟ๎€‚ ๎€›๎€Š ๎€Ÿ๎‚€ ๎‚ฐ๎‚Œ๎‚š๎€ƒ๎€—๎€ ๎€—๎ƒ ๎‚ฟ๎ƒ‰ ๎€— ๎€›๎ƒŠ ๎‚จ ๎€๎‚พ๎ƒ‘๎€๎ƒ’ ๎‚ฟ๎‚€๎ƒ ๎€›๎€˜ ๎€๎‚๎€…๎€๎‚ต ๎‚ฟ๎‚๎ƒ ๎€›๎€… ๎€๎‚๎€„ ๎€™๎‚ฐ๎ƒ“ ๎€ˆ๎€‡ ๎€๎ƒ” ๎€›๎ƒ• ๎€› ๎€Ÿ๎€•๎‚ฒ ๎€›๎ƒ–๎€›๎‚ต ๎€๎ƒ— ๎€›๎€•๎‚ก๎‚ฟ๎‚“๎€›๎‚… ๎€›๎ƒˆ ๎‚ฟ๎‚  ๎€›๎‚ข๎€›๎‚œ ๎€›๎€˜ ๎€›๎€ž๎€ƒ๎€—๎€๎€๎€‚๎‚ฃ๎€๎€›๎ƒ˜๎‚ฟ๎‚œ๎ƒ ๎€—๎€—๎ƒ™ ๎€›๎ƒš๎ƒ›๎ƒœ๎ƒ๎€๎€›๎‚œ๎€๎€˜๎€—๎‚“ ๎‚‹ ๎‚”๎ƒž๎€›๎ƒŸ๎€›๎‚“ ๎‚ฟ๎€—๎ƒ™ ๎‚ฟ๎ƒž๎€›๎ƒ  ๎€๎ƒ‰๎‚ฃ๎€๎€›๎€‹๎‚ฟ๎ƒƒ๎€›๎‚ž๎‚ฟ๎‚€๎‚ป๎€›๎ƒก ๎€›๎ƒš๎ƒ›๎ƒœ๎ƒ๎€๎€›๎‚œ๎€๎€˜๎€—๎‚“ ๎‚‹ ๎‚ธ๎ฟ๎€›๎€ ๎‚ต๎ƒ‹ Artinya dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang menyembelih kurban, sesungguhnya kita disadarkan kembali untuk selalu membangkitkan Quwwatu Rabbaniyyah. Artinya bahwa yang harus disembelih dan dikurbankan hakikatnya tidak hanya hewan ternak. Kambing, sapi, onta dan binatang ternak lainnya hanyalah simbol dari obyek penyembelihan kurban. Dengan merobohkan hawa nafsu, maka akan tampak keindahan Allah, dan makin besar kerinduan kepada-Nya, maka akan semakin dekat dia di adalah simbol totalisan penyerahan diri, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Tuhan yang diiringi dengan sikap pasrah. Dengan melakukan ibadah haji mestinya memberikan kesadaran bahwa keimanan sejati dibuktikan dengan kesediaan dalam melakukan pengorbanan dengan menyembelih โ€œnafsu kebinatanganโ€. Istianah42Esoterik Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 2 Nomor 1 2016โ€œKetika engkau berlari antara Shafa dan Marwa, apakah engkau telah mencapai peringkat kesucian dan kebajikan?โ€ โ€œTidak.โ€ โ€œBerarti engkau tidak saโ€™i.โ€ Saโ€™i merupakan rekonstruksi peristiwa Siti Hajar mencari air dari bukit Shafa menuju Marwa. Saโ€™i yang arti har๎€Ÿyahnya adalah kesucian dan ketegaran. Ketika berdiri di bukit Shafa, sucikan ruh dan batinmu untuk menemui Tuhan pada hari pertemuan dengan-Nya dan menempatkan diri pada pengawasan-Nya dengan membersihkan perilaku di Marwa. Perjalanan saโ€™i sebanyak tujuh kali yang diawali dari bukit Shafa dan di akhiri di bukit Marwa melambangkan bahwa manusia dalam mencapai kehidupan harus melalui usaha dengan penuh kesucian dan ketegaran. Hasil usaha manusia akan diperoleh dengan baik melalui usaha dan anugerah Allah, sebagaimana yang dialami Hajar bersama puteranya Ismaโ€™il. Hajar adalah teladan bagi manusia, kepasrahan dan kepatuhannya yang sangat teguh yang disandarkan kepada cinta. Karena โ€œcintaโ€ kepada Allah, Hajar pasrah kepada kehendak-Nya yang mutlak. Shariati, 1995. hal. 47Demikian pula dengan saโ€™i yang merupakan simbol perjuangan yaitu sikap optimis dan dinamis dalam hidup. Kemudian berakhir di Marwa yang berarti idealnya manusia harus bersikap menghargai, bermurah hati dan saling memaa๎€›an. Shihab, 2001, hal. 216. Kemudian dilanjutkan dengan mencukur rambut. Waktu mencukur rambut, cukurlah aib-aibmu lahir batin. Ritual ini disebut tahallul Al-Fath [48] 27. ๎‚จ ๎€›๎€ž๎€ƒ๎€—๎€š๎ฟ ๎€›๎€•๎€›๎€”๎ƒข ๎€›๎‚€ ๎€›๎€•๎€ˆ๎ƒฃ ๎€ ๎€๎‚๎ƒŒ ๎€›๎‚ข ๎€—๎€„๎€›๎€˜ ๎€ ๎€—๎ƒค ๎€›๎ƒฅ๎€˜ ๎€—๎‚บ๎€—๎‚… ๎€›๎€• ๎€ˆ๎ƒ ๎€๎‚ข๎€๎‚๎€ ๎€› ๎€—๎ƒฆ ๎€›๎€• ๎€ˆ๎ƒ ๎€๎ƒ€ ๎€๎€„๎ƒง ๎€— ๎€Ÿ๎ƒจ๎€™ ๎€›๎‚บ๎ฟ ๎€›๎ƒฉ ๎€๎€ž๎€๎‚ท ๎€›๎ƒช๎€™ ๎€›๎‚‰ ๎€› ๎€๎‚๎€™ ๎€›๎‚  ๎€๎ƒซ ๎€๎‚ƒ๎€› ๎€๎ƒฌ๎€™ ๎€Ÿ๎€…๎€—๎€ ๎€—๎€† ๎€๎‚ ๎€›๎‚ฅ ๎€›๎‚œ ๎‚จ ๎€๎‚๎ƒญ ๎€› ๎€๎‚ ๎€๎‚ต๎‚ก ๎€›๎€ˆ๎‚ก ๎€๎ƒฎ ๎‚”๎‚‰๎‚œ๎€™ ๎€— ๎€›๎ƒฏ๎€ƒ ๎€—๎ƒฅ๎€›๎‚… ๎€— ๎€Ÿ๎ƒจ๎€™ ๎€›๎‚‚ ๎€›๎‚  ๎€›๎ƒฐ ๎€๎‚ ๎€›๎‚ข๎€›๎‚œ๎ฟ๎ƒ“๎‚›๎€Š ๎€๎‚‰ ๎€›๎ƒ ๎ฟ ๎ƒ“๎ƒฑ๎€๎‚ฅ ๎€›๎€š ๎€›๎ƒš๎€๎‚œ ๎‚ฃ๎€›๎ƒˆ ๎€๎€ž๎€˜ ๎€—๎€– ๎€๎€… ๎€๎€„ ๎€›๎ƒž ๎€›๎€‹๎€›๎‚ต ๎€›๎€•๎ƒฒ ๎€™๎€ƒ ๎€— ๎€›๎€Œ ๎€๎€‹ ๎€›๎€ ๎€ ๎€›๎ƒณ ๎ฟ ๎€›๎€„ ๎€› ๎€๎ƒด ๎€›๎€‹ ๎€›๎€šArtinyaSesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya yaitu bahwa Sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil haram, insya Allah dalam Keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang selesai ritual inilah, manusia dituntut untuk menutup mencukur aib-aibnya masa lalunya dengan membuka lembaran kehidupan baru yang lebih baik sesuai dengan tuntunan Allah. Kalau belum melakukan prosesi seperti yang dicontohkan tersebut di atas, jangan-jangan benar apa yang dikatakan oleh penyair Persia Nasher Khosrow, โ€œSesungguhnya engkau belum menunaikan ibadah haji, engkau belum taat kepada Allah.โ€ Shihab, 2001, hal. 217.Pada hakikatnya ibadah haji merupakan suatu tindak mujahadah upaya jiwa yang sungguh-sungguh untuk memeperoleh kesadaran musyahadah penyaksian. Yakni proses kegigihan seorang hamba mengunjungi Baitullah sebagai sarana dan upaya bertemu liqaโ€™ dengan Tuhan. Mujahadah sebagai sarana penghubung seorang hamba untuk bertemu dengan Tuhan. Berpakaian ihram, thawaf, saโ€™i Proses Haji dan Maknanya43 Esoterik Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 2 Nomor 1 2016dan melempar jumrah adalah sebagai sarana yang mengantarkan seorang hamba menuju Tuhannya. Sedangkan musyahadah sebagai titik orientasi dari segala prosesi tersebut, yakni tercapainya kondisi percintaan hubb antara hamba dengan Sang Khalik. Ketika musyahadah tercapai, maka yang terlihat di segala penjuru yang ada adalah โ€œwajahโ€ Tuhan. Dalam perspektif su๎€Ÿ kekuatan ke-aku-an akan lebur dalam ke-Maha-hadir-an Tuhan. Simbol-simbol tidak lagi menjadi penting dan puji-pujian manusia tidak lagi bermakna. Maka tujuan esensial haji bukanlah mengunjungi Kaโ€™bah, tetapi memperoleh musyahadah sebagaimana yang dikatakan oleh para su๎€Ÿ. Dalam pandangan kaum su๎€Ÿ, boleh jadi ada yang melihat kaโ€™bah, wukuf, saโ€™i dan sebagainya namun tidak mencapai makna haji. Yang sama Tuhan di Makkah, bagaikan berkunjung ke rumah yang tidak berpenghuni. Dan yang tidak berkunjung ke rumah Tuhan, tetapi merasakan kehadiran-Nya, maka Tuhan telah mengunjungi rumahnya. Shihab, 2001, hal. 212-213.Menunaikan ibadah haji tidak cukup dicapai hanya dengan pergi ke Makkah. Namun aksi-aksi yang memberikan makna dan manfaat praktis bagi kehidupan umat manusia jauh lebih penting. Jika ada orang yang berkali-kali menunaikan ibadah haji ke Makkah, tetapi dalam dirinya tidak terjadi proses transformasi nilai-nilai religius artinya ia belum menunaikan panggilan Tuhan. Proses mujahadahnya ke Mekkah belum memberikan bekas sedikitpun dalam perilaku kehidupannya. Di sinilah perlu digaris bawahi bahwa keberhasilan ibadah haji bukan dilihat dari berapa kalinya seseorang menunaikannya dan bukan pula simbol atau gelar haji atau hajjah yang disandangnya, namun ditentukan oleh kesadaran musyahadahnya kepada Tuhan. Karena musyahadah inilah yang akan membentuk visi kemanusiaan, keadilan dan solidaritas sosial. Dengan melakukan ibadah haji mestinya mampu membersihkan dari unsur-unsur duniawi dan membangunnya di atas batin yang tulus. Haji yang demikianlah yang pantas mendapat gelar haji yang mabrur, haji yang berhasil melakukan musyahadah dengan Tuhan dan mampu memberikan kebaikaan birr, menaburkan kedamaian di muka bumi. Maka pantaslah surga sebagai makna prosesi haji yang demikian indah. Haji merupakan kumpulan simbol-simbol yang maknanya sangat dalam. Mestinya sebagai tamu Allah perlu menghayati makna-makna terdalamnya. Sehingga ibadahnya tidak hanya sekedar menggugurkan kewajiban dan bahkan dianggap sebagai ibadah paripurna. Makna-makna prosesi haji perlu dihayati dan diamalkan secara baik dan benar. Dengan demikian akan mengantarkannya menjadi manusia yang mampu keluar dari hegemoni kepentingan hawa nafsu yang cenderung menjauhkan diri dari Allah. Sehingga mampu memberikan kebaikaan birr, menaburkan kedamaian di muka bumi. Istianah44Esoterik Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 2 Nomor 1 2016ReferensiAl-Qurโ€™an al-KarimGhafur, Waryono Abdul, 2005, Tafsir Sosial Mendialogkan Teks dengan Konteks, Yogyakarta eLSAQ Islah, 2006, Surat Cinta al-Ghazali Nasihat-nasihat Pencerah Hati, Bandung Nurcholis, 1997, Perjalanan Religius Umrah dan Haji, Jakarta ParamadinaMaktabah SyamelaRakhmat, Jalaluddin, 1999, Meraih Cinta Ilahi Pencerahan Su๎€Ÿstik, Bandung PT Remaja Rosdakarya Shihab, M. Quraish Sihab, 1999, Membumikan al-Qurโ€™an, Bandug 2001, Lentera Hati Kisah dan Hikmah Kehidupan, Bandung Mizan. Shariati, Ali, 1995, Haji, Bandung Penerbit Muhammad, 2005, TaSawuf Transformatif, Sekarjalak. diakses tanggal 31 Agustus 2016 diakses tanggal 31 Agustus 2016 ... c. Thawaf, adalah mengelilingi Ka'bah yang berputar dengan berlawanan arah jarum jam. Thawaf dimulai di Hajar Aswad atau garis yang sejajar dengan Hajar Aswad [5]. d. ...Eka Fatra Arif HidayatullahRohman DijayaNuril Lutvi AzizahHajj is a special worship, which is a dream and obligation for Muslims in the world to perform it, for those who are physically and materially capable. An introduction to the pilgrimage has been obtained since the 3rd grade of Elementary School SD. The long process of the pilgrimage with various pillars and provisions contained in the procedures for its implementation often raises the disinterest of students in learning to understand and study the pilgrimage more deeply. To achieve the desired competence, many learning media have been developed, one of which is Augmented Reality AR technology. Augmented Reality AR is a technology that allows you to integrate 3D objects into a real environment. Based on this problem, the author makes an application about the introduction and pillars of the pilgrimage based on Augmented Reality using the Markerless method. Making applications using Blender software as a modeler and Unity 3D as an application maker. It is hoped that this application can introduce Augmented Reality into the world of education, and help students, especially elementary school children, get to know the pillars of Hajj better.... Experts disseminate health advice. e. Directions to and from home in a safe manner Istianah, 2017 The communication system related to services carried out in the implementation of the Hajj is in accordance with the Law of the Republic of Indonesia No. 8 of 2019 concerning the Implementation of the Hajj and Umrah Worship, which states that one of the objectives of organizing the Hajj and Umrah is to provide guidance, service, and protection to Hajj and Umrah pilgrims. Umrah pilgrims so that they can perform their worship in accordance with Shari'a law. ...Ahmad Tamrin Sikumbang Syukur KholilRubino RubinoFarhan IndraThis article discusses the role of communication in attracting Hajj pilgrims to North Sumatra. This article examines the steps taken by the North Sumatra Province Ministry of Religion to implement a communication system in terms of services and pilgrim protection guarantees. This article's research employs a descriptive method with a qualitative approach. Interviews were conducted with several informants who were considered qualified to answer this topic within the Ministry of Religion of North Sumatra, including the Jemaah Haji from North Sumatra. Literature studies and documentation are two other methods for gathering data. Data processing and analysis techniques were applied in three stages data reduction, data presentation, and conclusion drawing. According to the findings of this study, the Ministry of Religion has ensured a fair, professional, and accountable implementation of the Hajj by prioritizing the interests of the congregation, and general and special services for disabled people. Meanwhile, both domestically and in Saudi Arabia, coaching takes the form of practice. Furthermore, the Ministry of Religion has put legal safeguards in place to ensure the safety of Hajj pilgrims.... Furthermore, the essence of the Hajj pilgrimage is basically an act of mujahadah an earnest effort of the soul to gain awareness of musyaadah witness, which is the process of perseverance of a servant visiting Baitullah the house of God as a means of meeting liqa' with God. Hajj is a symbol of a person's return to God the Absolute Istianah, 2017. Thus, religion as a fact and history has a symbolic and sociological dimension as an abstract domain structure independent of space and time Zainuddin, 2013. ... Mustaqim PabbajahM TaufiqHidayat PabbajahZainal SaidThis study discusses the contestation of Islamic identity and local traditions of the Bugis-Makassar people in socio-religious life. Tradition contains a belief with form and practices that can still be traced to the present. In this case, the identity of the hajj pilgrimage attached to Muslims has been adapted to the Bawakaraeng Hajj community in the South Sulawesi region. The current research employed a qualitative descriptive approach and field-based data collection techniques by conducting observations and interviews with key informants about the Bawakaraeng community. It was found that the Bugis-Makassar practice of carrying out a series of rituals on the summit of Mount Bawakaraeng is an old tradition indicating a contestation between Islamic identity and local traditions. The term Hajj, which is attached to the Bawakaraeng pilgrimage, is a media construct, alluding to the mainstream Hajj, due to the strong influence of Islamization in South Sulawesi. Contestation takes place in three forms. First, mild contestation that shows religion and tradition accept and complement each other. Second, open contestation that distinguishes religious practices and traditions. Third, contestation that seeks to impose influence upon one another - a frontal conflict between religion and local traditions. This paper suggests that the study of Islam and culture in Indonesia, as a multicultural nation, still needs to be explored contextually and comprehensively as an ever-changing social MadjidMadjid, Nurcholis, 1997, Perjalanan Religius Umrah dan Haji, Jakarta Paramadina Maktabah SyamelaM Quraish ShihabSihabShihab, M. Quraish Sihab, 1999, Membumikan al-Qur' an, Bandug Mizan.

hakikat haji menurut ilmu makrifat